http://www.isigood.com |
Jika kita menyebut nama kosan, maka secara
serta-merta pikiran kita akan tertuju pada mahasiswa, kenapa tidak? Hampir
seluruh penghuni kos-kosan adalah kalangan mahasiswa. Dan kabanyakan mahasiswa
itu akan menempati kamar sendiri dalam kosnya, meski terkadang ada yang saling
berbagi kamar kosan. Mempunyai ruang
kamar tersendiri lantas tidak bearti semua permasalahan mahasiswa akan beres.
Terkadang jauh dari pantauan orang tua menimbul dilema tersendiri bagi
mahasiswa.
Beberapa permasalahan yang dialami
mahasiswa dalam lingkup kosnya, dapat berbentuk berbagai hal. Bisa saja itu
berbentuk masalah relasi, baik relasi
mahasiswa terhadap pemilik kos, maupun relasi mahasiswa sesama penghuni kos dan
warga sekitar.
Namun kali ini saya tidak ingin berbica
masalah relasi mahasiswa terhadap
lingkup kosnya. Namun saya ingin lebih mempokokan mengenai permasalahan
mahasiswa terhadap kamar kosnya. Sehingga saya akan memandang relasi antara
mahasiswa dengan kasurnya, bagaimana?, ataupun relasinya terhadap handuk dan
pakaian mahasiswa itu tersendiri. Bukan hanya untuk mahasiswa, tetapi manusia
manapun akan sangat erat hubunganya dengan inventaris.
Mahasiswa memang terkadang disibuki dengan berbagai kegiatan,
seperti perkuliahan dan tugas. Selain itu juga banyak mahasiswa yang disibukan
pada kegiatan organisasi-organisasi yang menjamur di kalangan mahasiswa.
Sehingga kesibukan terhadap kegiatan-kegiatan tersebutlah yang menjadi salah
satu alasan mahasiswa, untuk mengabaikan hubunganya terhadap ruangan tempat
tinggalnya sendiri, yang disebut kosan.
Sehingga bukan rahasia lagi, ketika
mahasiswa mulai memasuki ruangan kamarnya, maka mulailah ia berhadapan dengan
perabotan-perabotan yang menyapanya dengan tidak ramah. Pakaian kotor
tergeletak di balik pintu, celana dalam tehampar di atas lemari, ataupun
sekedar selimut yang terkapar seruangan kamar.
Mahasiswa sebaiknya menyadar betul, bahwa
kebiasaan yang melekat pada mayoritas kalangan mereka bukanlah sesuatu yang
diturun-turunkan secara tradisi. Yang menjadi soal adalah bagaimana mahasiswa
itu sendiri menyikapi bagaimana tindakanya yang tepat dalam menata ruangan
sendiri. Misalnya, mahasiswa dapat membuat kotak, khusus pakaian kotor. Karena
pakaian kotor menjadi salah satu hal yang sangat bermasalah dan sering kali
membuat kamar terkesan seperti kapal pecah.
Pakaian yang sudah bersih, juga tidak bisa
dianggap gampang. Ada kalanya, pakaian tersebut juga membuat kamar berantakan.
Sebagai contoh, jika selesai menjemur pakaian sedangkan mahasiswa sibuk ataupun
malas untuk melipatnya, bukan hal yang teramat mustahil pakaian bersih tersebut
akhirnya kembali berbaur dengan pakaian yang telah kotor. Jika mahasiswa merasa
malas untuk melipat pakaian, sehingga terkesan membuang waktu ataupun dengan
segudang alasan lainya. Maka, mahasiswa dapat mengatasinya dengan membuat
gantungan-gantungan pakaian di langit-langit kamar, ataupun membeli lemari yang
memiliki ruangan khusus untuk menggantung pakaian.
Masalah sampah juga tidak dapat terlepas
dari perhatian, seperti pakaian kotor yang seharusnya mempunyai tempat
tersendiri. Sampah juga sangat memerlukan tempat khusus. Bagaimana tidak?
Terkadang anak kosan membawa makananya ke kamar. Setelah selesai dengan segala
makan dan minumnya, pasti menyisakan sampahkan? Di situlah, letak keharusan,
mengapa tempat sampah itu perlu. Bayangkan saja jika bungkusan nasi dibuang
sembarangan di sela lemari, ataupun dibuang di depan kamar. Selain menimbulkan
masalah bagi diri sendiri, itu juga pasti menimbulkan masalah bagi teman sesama
kosan di kamar sebelahnya. Duh, bisa tawuran tu jadinya!
Dari permasalahan itu, berantakan tidaklah
serta merta dapat diartikan sebagai bagian dari tradisi mahasiswa. Karena itu
berangkatdari kebiasaan mahasiswa itu sendiri. Karena kamar yang berantakan itu
juga bukan menjadi permasalahan mahasiswa sepihak. Permasalahan kamar
berantakan bahkan bisa merambat pada masyarakat umum, seperti pekerja kantoran,
siswa, atupun dalam rumah tangga sekalipun. Hanya saja kebiasaan itu yang harus
dapat dibuang agar terkesan lebih indah dan nyaman. Jika kamar yang rapi, toh.
Penghuninya sendiri yang akan merasa nyaman, iya kan?
0 komentar