Sabtu, 20 Oktober 2018

Mirip Tapi Tak Sama, 5 Tempat Terkenal Dunia Ini Ternyata Juga Ada di Sumatera Barat

 Berbicara tempat wisata memang tidak ada habisnya, mulai dari wisata alam, wisata budaya, bahkan wisata religi. Begitu pula tempat wisata, hampir setiap daerah di Indonesia memiliki keunikan dan ciri khas daerahnya mansing-mansing yang menarik banyak perhatian pengunjung, terlebih lagi di hari libur.

 Salah satu tempat di Indonesia yang dikenal memiliki pemandangan alam luar biasa adalah Sumatera Barat. Provinsi yang beribukotakan Padang ini memiliki pemandangan alam yang sangat beragam, mulai dari pantainya yang lansung menghadap Samudera Hindia hingga pada pebukitan tinggi dengan suasana pedesaan dan suhu yang dingin.



  Selain menyuguhkan pemandangan alam yang indahnya akan memanjakan mata, beberapa tempat wisata di Sumatera Barat juga dikenal dengan keunikanya yang mirip dengan tempat-tempat terkenal di dunia. Karena kemiripan inilah tempat tersebut menjadi daya tarik banyak orang dan tentunya sangat instagramable.

 Berikut ini 5 tempat yang sangat mirip dengan objek terkenal yang ada di dunia, ada apa aja ya ?

1. Harau Valley – Yosemite Valley

  Lembah Yosemite merupakan lembah yang diselingi bukit sangat indah terletak di Nevada, Amerika Serikat. Tempat tersebut sangat terkenal bagi wisatawan di dunia, sehingga setiap tahunya ada jutaan pengunjung untuk datang ke lembah tersebut.
 Ternyata lembah yang memiliki pemandangan alam yang indah seperti di Nevada tersebut juga ada di Indonesia yaitu Harau Valley yang bisa ditemukan di Kota Payakumbuh, Provinsi Sumatera Barat. Pemandangan alam yang ada di Harau Valley bahkan lebih hijau dibandingkan yang dapat kita temukan di Taman Nasional Yosemite. Hal ini disebabkan dengan kawasan Indonesia yang memiliki iklim tropis dengan suhu hangat dan mendapatkan curah hujan serta cahaya matahari yang hampir berimbang sepanjang tahunya.
      Ketinggian dua bukit yang mengapit Harau Valley bisa mencapai 100 hingga 500 meter. Tidak mengherankan, bagi pecinta panjat tebing Harau Valley ini telah menjadi primadona dan sering didatangi. Selain itu pengunjung yang hadir di Harau Valley akan disuguhkan dengan air terjun yang tingginya sekitar 100 meter dan sungai-sungai bersih yang mengalir di kawasan tersebut.
 Untuk sampai ke tempat yang indah ini, pengunjung dapat datang dari Kota Minangkabau dan menggunakan bis ke Bukittinggi. Pemandangan selama perjalanan sendiri telah membuat wisatawan terkesima dengan keadaan perbukitan hijau yang eksotis. Setelah sampai ke Bukittinggi, selanjutnya menuju ke Payakumbuh, dimana lokasi Harau Valley berada. Akan tetapi lebih mudah lagi apabila menggunakan kendaraan pribadi untuk sampai ke tempat wisata tersebut.

2. Padang Mangateh - New Zeanland

 Padang Mangateh yang memiliki padang rumput hijau dan luas ini disebut-sebut sebagai New Zeanland nya Indonesia. Yup, karena keindahan alam dan rumput hijau tersebut sangat mirip dengan padang rumput yang banyak di temui di New Zeanland. Selain itu di padang rumput yang hijau ini juga banyak ditemukan peternakan sapi dan domba sehingga benar-benar menyerupai New Zeanland yang kaya akan peternakan.
 Padang Mangateh terletak di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Sebelum populer untuk pengunjung seperti saat ini, keindahan padang rumput yang tersembunyi ini mulanya merupakan kawasan yang difungsikan untuk Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT) Padang Mangateh. Tempat tersebut bahkan telah difungsikan semenjak masa kolonial Belanda pada tahun 1916 dan memiliki luas sekitar 280 hektare.
 Pemandangan alam yang hijau dan subur ini begitu memanjakan mata untuk setiap pengunjung yang datang. Belum lagi apabila kita melihat latar belakang Gunung Sago yang hijau di tengah cuaca yang dingin. Untuk mengakses tempat ini, pengunjung bisa memanfaatkan kendaraan pribadi maupun transportasi umum yang membawa wisatawan ke Padang Mangateh.
 Di dalam kawasan padang rumput ini, banyak terdapat penginapan yang dapat dipakai dengan harga murah, sehingga wisatawan yang ingin berlama-lama untuk menikmati Padang Mangateh yang hijau tidak perlu khawatir. Karena takut terjadi lonjakan pengunjung dan menyebabkan sapi-sapi di New Zeanland nya indonesia ini setres, maka sebelum datang ke Padang Mangateh pengunjung terlebih dahulu harus mendaftar secara online dan dilakukan seminggu sebelum masa kunjungan.

3. Ngarai Sianok - Grand Canyon

  Tipografi daerah Bukittinggi yang meruapakan kawasan dataran tinggi dengan kontur berbukit-bukit membuat alamnya tanpak luar biasa. Di tempat dengan cuaca yang dingin dan udara yang lembab, Ngarai Sianok membentang 15 km dengan kedalaman tebing lebih dari 100 meter. Dari pinggiran tebing, pengunjung dapat melihat celah-celah yang memiliki lebar sekitar 200 meter dan ditemani udara yang dingin khas dataran tinggi.
  Ngarai Sianok tepatnya berada di Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Tempat yang memiliki peamndangan indah dan mempesona ini sering kali dikaitkan dengan Grand Canyon National Park yang terkenal di Amerika Serikat. Namun, Ngarai Sianok yang berada di Sumatera Barat ini memiliki alam yang hijau khas daerah tropis, sehingga banyak orang yang menamainya sebagai Green Canyon.
 Selain menikmati Grand Canyon ala Indonesia ini, pengunjung yang datang ke Ngarai Sianok juga dapat melakukan aktivitas lainya. Di sungai yang mengalir deras di daerah itu, wisatawan yang datang dapat melakukan arung jeram, kayak, atau sekedar mandi air sungai. Tidak hanya itu, Ngarai Sianok juga menyuguhkan keberagaman flora dan fauna yang dapat dieksplorasi pengunjung. Beberapa hewan seperti monyet, rusa, dan siamang kerap kali dijumpai di tempat ini. Untuk floranya sendiri, pengunjung dapat menyaksikan bunga rafflesia dan tanaman obat-obatan yang tumbuh di sepanjang sungai.
  Untuk ke tempat tersebut juga terbilang gampang dengan harga yang murah meriah. Pengunjung bisa memulai perjalanan ke arah Ngarai Sianok dari Padang ke Bukit Tinggi dengan menggunakan transportasi umum. Untuk harga tiket masuknya, satu orang dikenakan biaya 4.000 rupiah. Murah bukan ?

4. Jam Gadang - Big Ben

 Kalian pastinya tidak asing bukan dengan Big Ben, jam besar di atas Elizabeth Tower yang menjadi icon kota London itu ? Ternyata bangunan yang hampir mirip namun tidak sama juga bisa ditemui di Indonesia.
 Berkunjung ke Bukit Tinggi sepertinya belum lengkap jika tidak mengambil foto di bawah Jam Gadang ini. Terlebih lagi jika mengingat jam tersebut merupakan icon Sumatera Barat yang sangat terkenal di Indonesia. Tidak mengherankan, banyak orang yang mengabadikan momen perjalanan mereka di bawah menara tinggi tersebut.
 Jam Gadang merupakan salah satu bangunan yang menghiasi Kota Bukittinggi. Karena ukuran jam yang terbilang besar tersebutlah, maka orang-orang menamainya sebagai Jam Gadang atau “Jam Besar” dalam bahasa Minangnya. Bangunan jam yang menggunakan angka Romawi ini memiliki tinggi 26 meter dengan ukuran luas 13 x 4 meter.
 Pembangunan Jam Gadang dimulai pada tahun 1926 oleh Ratu Belanda dan menghabiskan biaya 3.000 gulden pada masa itu. Hingga saat ini, agar Jam Besar yang memiliki nilai historis tersebut tetap terjaga, maka dilakukan beberapa kali renovasi. Salah satunya adalah 2007, yaitu renovasi bandul Jam Gadang oleh pemerintah Bukit Tinggi karena patah diakibatkan gempa.

5. Janjang Saribu Koto Gadang- Great Wall Cina

  Apabila pergi ke Ngarai Sianok di Sumatera Barat, maka tidak ada salahnya untuk sekalian melihat keindahan Janjang Saribu Koto Gadang. Tembok besar yang mengingatkan kita pada bangunan di Negeri Cina tersebut memiliki panjang sekitar 780 m dengan lebar bangunan 2 m. Sesuai namanya, tempat ini memiliki anak tangga yang berjumlah 1000 buah dan menjadi cara terbaik untuk menaiki ke atas bukit di tempat wisata itu. Saking miripnya dengan tembok Cina, maka tidak salah jika banyak orang yang menyebut Janjang Saribu Kota Gadang ini sebagai The Great Wall of Koto Gadang.
  Selama melewati tempat yang indah ini, pengunjung akan dimanjakan dengan pemandangan indah Ngrai Sianok yang asri dan hijau. Waktu yang paling tepat untuk berkunjung di Janjang Saribu Koti Gadang adalah ketika sore hari, namun apabila ingin merasakan suasana yang lebih sepi, disarankan untuk datang pada pagi hari atau malam harinya.
  Sejarahnya, bangunan Janjang Seribu ini dibangun pada masa Belanda dan dibuat secara bergotong royong. Dahulu, sebelum menjadi objek wisata tempat tersebut dijadikan sebagai akses untuk pergi ke sungai Ngarai Sianok.
 Bagaimana, tidak kalah menawankan dari yang ada di luar negeri ?
Load disqus comments

0 komentar